Sabtu, 14 Juli 2012

ANTENA OMNI 2,4GHZ v2


ANTENA OMNI 2,4GHZ 

post by fa 15 juli 2012 ori post by satriadwika 
Dikarenakan membuat antena omni berdasarkan gambar-2 dari ICT Center Jakarta tidak berhasil, akhirnya saya merubah total untuk konstruksi dan ukuran-ukurannya. Disini saya sertakan foto-foto asli milik saya (bukan copas)
Pada dasarnya saya mencontoh dari http://www.nodomainname.co.uk/Omnicolinear/2-4collinear.htm, karena saya amati lebih mudah dikerjakan dan setelah saya coba hasilnya memuaskan.
Maaf, apabila masih belum mendetail karena kesibukan saya, lain kali akan saya edit lagi, foto-foto yang milik saya juga belum saya upload semua, masih banyak. Dalam hal ini saya hanya akan memenuhi janji saya yang akan meng-upload hasil revisi antena omni yang gagal agar tidak dikira cuma bisa mencela.
Gambar-gambar berikut ini sumber dari : http://www.nodomainname.co.uk/Omnicolinear/2-4collinear.htm
decoupling_assembly
decoupling_assembly

electrical_schematic
electrical_schematic

element_measurements
element_measurements
Yang berikut ini foto-foto asli milik saya, sementara ini dulu yang lain menyusul.
pipa  PVC ukuran 1,25"
pipa PVC ukuran 1,25"

agar presisi pakai sketmat/jangka sorong
agar presisi pakai sketmat/jangka sorong

alat-alat
alat-alat

pipa dan kabel yg sudah dipotong
pipa dan kabel yg sudah dipotong
Ditulis dalam Uncategorized | Bertanda:  | 6 Komentar »

BERAPA JARAK WIFI YANG BISA DI AKSES WAJANBOLIC?

Posted by satriadwika pada 6 Maret 2009
Banyak pertanyaan yang saya baca di beberapa blog tentang berapa jauh signal wifi/hotspot bisa ditangkap/joint.
Pada dasarnya wifi adalah komunkasi dua arah antara pemancar dan penerima, seperti radio amatir. Jadi seandainya ada pemancar yang mempunyai signal besar belum tentu bisa di akses client dengan baik dikarenakan dari sisi clint dalam meminta untuk dilayani permintaan datanya tidak bisa “didengar” oleh pemancar.
Nah, berikut ini adalah pengalaman saya dalam bermain-main dengan perangkat wifi+wajanbolic, dalam hal ini saya menggunakan tutup panci diameter 30cm. Pengukuran jarak udara menggunakan google earth. Sekali lagi, ini adalah pengalaman saya, jadi kalo ada yang bisa lebih atau kurang, jangan mengadu ke saya
1. USB Wifi+Wajanbolic
USB wifi hanya bisa menjangkau paling jauh 1-1,5 km saja karena usb wifi sebenarnya dikonstruksi untuk lingkungan hotspot jarak dekat sehingga pancaran signalnya kecil. Syarat Line of  Side/tanpa halangan harus benar-benar dipenuhi.
2. USB Wifi+Antena Kaleng
Nah, yang ini bisa menangkap signal pada jarak 500-750m saja, Syarat Line of  Side/tanpa halangan harus benar-benar dipenuhi.
3. Akses Point+Wajanbolic
Menggunakan akses point bisa menambah kinerja wajanbolic, berbeda dengan USB wifi, akses point lebih sensitif dalam menerima signal dan pancaranya juga lebih besar, sehingga bisa menjangkau 2-2,5km, ini yang sudah saya praktekan dengan wajanbolic bikinan sendiri dengan kondisi terhalang pohon-pohon masih bisa connect, walaupun kalo di ping ada RTO nya tapi masih bisa akses inet dengan lancar dan gratis, tis.
Edit : jarak terakhir yang bisa di akses ±3 km jarak udara (di ukur dengan google earth), ini pengalaman saya dalam membuatkan salah seorang teman dengan wajanbolic+akses point, ketinggian antena ± 12m (2 pipa besi+1 m pipa almunium).
Pada awalnya saya sempat pesimis karena jarak sudah terlalu jauh, tetapi teman saya sudah siap menanggung segala resiko  apabila terjadi kegagalan (dah terlanjur keluar uang untuk beli akses point, dll, dll), akhirnya bisa connect dengan sukses.
Edit :
Jarak terakhir yang bisa dicapai wajanbolic+akses point 4 km dengan kondisi ada RTO nya tetapi masih bisa akses.
Demikian pengalaman saya, smoga bermanfaat.

MEMBUAT ANTENA OMNI 2,4 GHz, ADAKAH YANG BERHASIL?

Posted by satriadwika pada 16 Februari 2009
Di internet banyak blog khususnya dari dalam negeri yang membahas tentang pembuatan antena omni 2,4 GHz yang berdasarkan video tutorial dari ICT Centre Jakarta tetapi banyak pertanyaan dari komentar-komentar yang masuk yang menanyakan tentang ketidakberhasilan dalam membuat antena tersebut. Disamping itu belum ada yang menyampaikan “cerita sukses” dalam pembuata antena ini dan juga setelah saya jalan-jalan ke blog demi blog isinya adalah copas dari blog lain yang isinya sama persis.
Saya menulis hal ini bukanya tanpa dasar, karena saya juga mengalami kegagalan tersebut padahal dalam pembuatnya sudah saya ukur dengan sangat presisi menggunakan jangka sorong/sketmat
Ada beberapa pertanyaan yang mendasar dalam pikiran saya, yaitu adalah sbb :
- Lihat gambar-gambar di bawah ini :
Gambar 1
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 3
Pertanyaan saya adalah :
  1. Mendapatkan ukuran yang seperti di dalam gambar itu perhitungannya bagaimana? Berapa jarak antar pipa?
  2. Menurut saya ada kesalahan juga pada letak/posisi pemasangan tabung yang terbuat dari plat tembaga 0,5mm, letak naik/turun tabung tersebut menurut saya ada perhitungannya berdasarkan titik frekuensi/chanel yang akan kita pergunakan.
  3. Untuk kabel stup, tidak ada pedoman yang mendasar mengenai ukuran, panjang, posisi, cara penyoderan dll. Padahal kabel stup ini berperan sangat penting, kalau di antena radio amatir berfungsi sebagai loading coil yang sangat menentukan dalam penentuan matching sebuah antena pada frekuensi tertentu.
  4. Apabila antena tersebut sudah jadi, maka perlu penalaan/tuning pada frekuensi tertentu (dalam hal ini pada 802.11 rentang frequency : 2.4000GHz – 2.4835GHz) agar antena tersebut bisa berfungsi dengan benar (matching). Dalam hal penalaan/tuning juga bukan pekerjaan yang mudah, karena membutuhkan SWR meter yang bisa menjangkau frekuensi 2.4000GHz – 2.4835GHz. Jika tidak mempunyai SWR meter bisa saja dilakukan penalaan yaitu menggunakan perangkat wifi (Wifi card atau usb Wifi) dan tentu saja akses point tetapi untuk cara yang kedua ini akan lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Nah, dalam hal penalaan ini, bagaimana caranya? Apa yang harus di adjustment agar antena bisa matching?
Berdasarkan pengalaman saya bermain-main radio amatir, semakin tinggi frekuensi maka perubahan sedikit saja pada antena sudah berpengaruh sangat besar, perbedaan ukuran 1mm saja sudah bisa mengacaukan kinerja sebuah antena, padahal frekuansi 2,4GHz adalah frekuanesi yang sangat-sangat tinggi, jauh diatas frekuensi TV UHF hampir mendekati frekuensi yang dipergunakan untuk satelite/parabola. Jadi dalam pembuatan antena omni 2,4 GHz harus sangat-sangat presisi dan teliti.
Memang, dalam kenyataanya pembuatan antena omni 2,4 GHz ini tidak semudah seperti yang ditunjukkan video dari ICT Centre Jakarta.
Dalam hal ini saya tidak mendiskreditkan salah satu pihak dan mengecilkan semangat bagi merka yang ingin membuat antena ini tetapi saya mengajak rekan-rekan, sodara-sodara, teman-teman yang sudah berhasil membuat antena omni 2,4 GHz untuk berbagi pengalaman di blog ini agar mendapat kebenaran.
Saya sedang membuat antena omni versi revisi, kalau sudah berhasil akan saya posting di sini, sudah saya siapkan foto-foto nya.
Demikian, semoga bermanfaat.

PERPANJANGAN KABEL USB WIFI MENGGUNAKAN KABEL UTP

Posted by satriadwika pada 5 Februari 2009
Ini adalah 100% pengalaman saya membuat perpanjangan kabel usb untuk dipergunakan dengan usb wifi dengan tujuan agar usb wifi bisa dipasang diatas tiang.
Alat dan Bahan :
  1. Kabel USB Merk Belden yang asli USA. Biasanya kabel ini ada hologramnya di box nya, karena belinya eceran tanyakan kepada toko penjualnya apakah di box nya ada hologramya tanda original, kalo ragu jangan di beli, saya beli harga Rp. 4.500/meter, atau merk AMP yang asli juga lho.
  2. Kabel sambungan USB yang dijual di toko-toko computer. Lebih bagus kalo menggunakan kabel USB yang bawaan dari pabrik, misalnya kita membeli USB Flashdisk dapat kabel sambungan USB, nah biasanya kabel bawaan ini kualitasnya lebih bagus.
  3. Kawat Tinol untuk penyolderan.
  4. Solder, tang potong, gunting, lem plastik.
Langkah pengerjaan :
  • Connector Male/laki2, yang nantinya masuk USB CPU.
Kupas plastik yg membungkus USB Connector yang male/laki2 sampai kelihatan besinya, menggunakan cutter, buang semua kabel yang menempel di connector dengan menggunakan solder. Seperti ini :
usb male yang sudah dikupas
usb male yang sudah dikupas
Kabel UTP diambil yang warna Hijau, hijau putih, coklat, dan orange, sisa yang 4 kabel singkirkan saja/dipotong.
Keterangan kabel menurut urutan pin :
1. Orange ——–> tegangan +5v
2. Hijau Putih —> data -
3. Hijau ———–> data +
4. Coklat ———> Minus/Ground/Arde/
nih urutan pin nya
nih urutan pin nya
Solderkan kabel UTP ke usb connector male sesuai urutan di atas. Warning, harus hati-hati dan rapi, karena jarak antar pin sangat dekat.
  • Connector Female/perempuan, yang nantinya di atas/terhubung ke USB Wifi
Langkah pengerjaanya sama dengan yang connector male.
Kalau sudah selesai, kedua connector di cor menggunakan lem epoxi (lem yang dicampur hitam dan putih itu lho, banyak di jual di toko2).
Saya sudah membuat menggunakan kabel UTP yang merk Belden  sama merk AMP keduanya bisa, sampai panjang 15 meter, saya optimis bisa lebih dari 15 meter. Dicobakan menggunakan Flaskdisk dan USB Wifi semuanya bisa berjalan dengan baik. Dicoba untuk copy file sekitar 100mb ke flashdisk bisa ter-copy dengan sempurna.
Sekarang sudah terpasang di wajanbolic dan antena kaleng saya, tetapi belum sempat membikin tutorialnya untuk wajan bolik dan antena kaleng karena sedang memperbaiki antena omni saya yang gagal, sedang dikonstruksi ulang, kalo dah sukses akan saya bikin tutorialnya.
Demikian, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar